watch sexy videos at nza-vids!

Ibuku Kekasihku-03


Beberapa hari kami tidak betegur sapa dan aku pun cuek padanya. Setiap ada kesempatan, aku selalu pergi mencari Nita dan bercinta dengan Nita. Kupikir bahwa Nita ini benar-benar mencintaiku. Timbul pikiran normalku sekali-sekali bahwa Hesty itu sebenarnya adalah Ibu kandungku, wanita yang melahirkan aku, tapi kenapa sampai akhirnya semuanya jadi begini.

Gimana perasaan Papa bila dia tahu perbuatan terkutuk kami ini? Dan gimana juga kalau sampai Papa tahu tentang hubungan sex abnormal antara Rocky dan Tanty? Kasihan Papa itu, dia seorang laki-laki yang baik yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, walaupun ada kekurangannya yang tidak disukai Ibu, yaitu suka minum alkohol hingga sering berlebihan. Tetapi dia adalah tetap sebagai ayahku, orang yang sangat kuhormati. Tidak sadar air mataku mengalir, di tengah malam yang kelam dalam kamar tidurku sendirian kubayangi Papa dan Ibuku tidur berpelukan dalam kamar mereka.

Tetapi akhirnya lebih banyak pikiran setan yang menguasi otakku, aku tidak tahan bila melihat Ibu melangkah dan pantatnya bergoyang, padahal selama ini Ibu sudah tidak pernah lagi memakai hot pant di dalam rumah, dan jarang juga memakai celana jeans. Ibu slalu memakai baju panjang atau daster bila lagi di rumah.

Suatu hari aku memergokinya di dapur dan kucubit pantatnya hingga Ibu kaget dan menatapku dengan tidak senang, untung saja pembantu tidak melihat perbuatanku itu. Kegilaanku semakin menjadi, kami tidak pernah ngomong, tapi tiap saat aku selalu melakukan tindakan-tindakan pelecehan seksual terhadap Ibu. Tapi nampaknya Ibu sangat tabah sekali mengahadapi semua tingkah lakuku itu.

*****

Di suatu malam hatiku jadi luluh ketika melihat ke dalam kamar Ibu, dia bersembahyang. Aduh wanita yang cantik ini, wajahnya nampak semakin cantik dan bersinar saat berdoa. Aku merasa berdosa sekali padanya, aku masuk ke dalam kamarku dan menangis. Tetapi akhirnya kembali lagi iblis menguasai jalan pikiranku.

Di suatu siang yang sepi, aku menemui Ibu baru keluar dari kamarnya Rocky dan Ricky, segera kudekap dia dan kutarik. Kuseret dia masuk ke dalam kamarku, Ibu menjerit tertahan dan kutampar pipinya dan menjambak rambutnya dengan kasarnya.
"Kamu jahanam, mau lari dari aku yaa..?" kataku sambil mengeram dan sekali sentak kusobek baju dasternya.
Ibu berdiri telanjang dan ngilu di hadapanku. Dan ketika kusuruh dia untuk membuka celana dalamnya, Ibu melakukannya tanpa melawan sama sekali dan kepalanya hanya menunduk.

Kusuruh pula dia berdiri mengangkangkan kakinya dan menunggingkan badannya ke depan dan kusingkap pantatnya, menguak lubang duburnya yang sudah berlubang besar itu. Tanpa rasa jijik sekalipun, kujilati lubang duburnya Ibu itu. Lidahku menjulur masuk ke dalam goa yang menganga merah kehitam-hitaman itu. Aku sudah tidak perduli dengan bau tinja yang keluar dari lubang anus Ibuku yang langsung menusuk hidungku, aku telah terbiasa dengan bau kotorannya Ibu.

Terdengar suara Ibu merintih tertahan dan selanjutnya aku mulai mensodomi Ibuku lagi sambil menyuruhnya tetap membungkukkan badannya ke depan. Tubuhnya dan kepalanya juga kedua buah dadanya yang masih segar itu terguncang-guncang oleh henjakan-henjakanku yang kuat itu. Suara Ibu mengerang dan mendesah seperti orang sedang sengsara.

"Jeeff.. aku ini kan istrimu, kasihani aku doong..!" katanya.
Aku kaget juga mendengar ucapan Ibu itu, tapi hal itu bersamaan dengan orgasmeku memuncak dan aku semakin kuat menghajar pantat Ibu tanpa rasa mengenal belas kasihan padanya. Separuh spermaku tertumpah di luar dan membasahi selangkangnya Ibu dan meleleh turun ke bawah lewat pahanya. Beberapa saat lamanya kubiarkan batang rudalku tertancap di dalam lubang anus Ibu, menikmati sisa-sisa rasa enaknya sambil aku mengerang kenikmatan.

"Sudah Jeff. Ibu capek nich nungging terus." ucap Ibu dengan suara yang lirih sekali, membuatku jadi tertawa dan mencabut batang rudalku keluar.
Seluruh batang zakarku basah dilumuri tinja yang kekuning-kuningan serta tergantung lesu. Aku puas melihatnya, sementara Ibu menegakkan badannya dan berbalik.
Tiba tiba Ibu menjerit seperti kaget. Cepat aku pun berbalik dan melihat siapa gerangan yang sedang berdiri di pintu kamar memandangi kami berdua. Tanty tersenyum dan segera berbalik keluar dari kamar. Aku berbalik dan memeluk Ibu yang masih dalam keadaan telanjang bulat itu, Ibu menangis terisak-isak dalam pelukanku, dengan penuh sayang kubelai rambutnya dan kucium bibirnya.

"Tenang saja Hesty, apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab, kita akan menikah." kataku.
Aku turun ke kamar Ibu mengambil baju dasternya yang lain untuk dikenakannya. Kukunci pintu kamarku dari dalam dan kubaringkan Ibu di atas ranjangku dan kutindih dari atas sambil membelai rambutnya yang sudah mulai nampak ubannya itu beberapa helai. Setiap saat ketika menatap wajahnya aku tetap saja terpesona oleh kecantikannya wanita yang satu ini, sinar matanya yang hitam bening dan teduh, tempat hasrat dan gejolak jiwaku selalu berteduh padanya.

Kuusap pipinya yang masih mulus itu, Ibu pun lalu tersenyum padaku. Aah..! Betapa senangnya. Betapa bahagianya aku memiliki seorang Ibu seperti wanita ini yang sekalian dia juga adalah kekasihku, wanita selingkuhanku, dan apa lagi sebutan lainnya, aku tidak perduli.
"Hesty.. kamu wanita yang paling cantik, yang paling mempesona dalam hidupku." ucapku.
"Aaah masa. Kamu bohong." jawab Ibu, "Lalu si Nita itu gimana..?"
"Aku merasa lebih mencintaimu Hesty. Aku kadang-kadang ragu terhadap si Nita itu."
"Ragu gimana, kelihatannya dia cinta sama kamu Jeff."
"Tapi aku lebih cinta padamu Hesty." kataku.

Lalu kukulum bibirnya dengan penuh nafsu, rupanya birahiku mulai bangkit lagi dan mulai mengerayangi buah dadanya lagi.
"Jeff.. cukup Jeff, besok lagi kita ulangi, aku capek nich..!" kata Ibu dengan suara memelas.
"Oke lah kalo gitu, tapi Hesty, kenapa tadi kamu bilang kamu itu adalah istriku..?"
"Aku ini Ibu kamu Jeff, yang melahirkan kamu, tapi sekarang aku telah menjadi istrimu."
"Tapi kita kan belum menikah Hes..?"
"Memang kita tidak akan pernah bisa menikah selama Papamu masih hidup Sayang." jawabnya sambil membelai rambutku dan menatapku dengan bola-bola matanya yang hitam bening itu.

"Tapi.." Ibu tidak melanjutkan kata-katanya.
"Tapi apa Hesty..?"
"Sudah Jeff, aku tak mau lama-lama di sini, entar mereka curiga lagi."
Lalu Ibu segera berdiri dan merapikan rambutnya dan bergegas keluar dari kamarku.

Malamnya kutemui Tanty di kamarnya. Rupanya dia lagi belajar, sebab sebentar lagi dia akan maju ujian negara. Dengan hanya memakai celana pendek, dia duduk di kursi, di meja belajarnya dan cuek saja dengan kehadiranku di situ.
"Kamu mau apa Jeff..?" Tanty bertanya tanpa menoleh padaku, nampak sekali kalau dia begitu menganggap enteng padaku. Aku merasa benar-benar tidak berharkat lagi di hadapannya.

"Aku mau ngomong sama Kak Tanty." jawabku pelan seperti orang pesakitan.
"Ngomong soal apa..?" tanya Tanty dan tetap saja tidak mau menoleh kepadaku, terus saja membaca.
"Aku minta supaya Kak Tanty nggak kasih tau sama Papa soal apa yang Kak Tanty lihat tadi itu."
"Oh itu toch..!" ucapnya sambil tertawa seperti mengejekku.
"Nggak kok, Kak Tanty nggak bakalan ngomong, soalnya kamu juga nggak ngomong soal Kak Tanty dengan Rocky kan..?"
Lalu dia berdiri dan menghampiriku, duduk di sampingku.

Sekilas kulihat betis pahanya yang banyak ditumbuhi bulu-bulu halus, bayanganku melayang ke lubang kamluannya Tanty ini yang berbulu lebat. Tidak sadar tanganku mengusap paha kakak tiriku ini, ternyata dia diam saja tidak bereaksi.
"Udah lama ya kamu main sama Ibu Jeff..?" Tanty bertanya.
"Ya udah memasuki tahun ketiga ini." jawabku.
"Duh, cukup lama dong. Pantes lobang dubur Ibu udah jadi gitu melar sekali."
"Bukan aku kok yang pertama kali sodomi Ibu, Kak Tanty."

"Jadi kamu tau siapa orang yang pertama kali sodomi sama Ibu..?"
"Menurut Ibu katanya Oom Errol. Lalu kalau Kak Tanty pertama kali disodomi sama siapa? Apakah Kak Tanty masih perawan atau sudah nggak lagi?"
Kakakku Tanty tidak menjawab, tapi hanya menarik napas panjang dan menatap sayu ke depan seperti sedang menerawang jauh. Sementara itu tanganku semakin berani makin jauh bergerak menelusuri kulit mulus pahanya itu. Birahiku mulai timbul lagi sementara jari-jariku telah sampai ke dekat selangkangannya Kak Tanty ini.

Tiba-tiba Tanty mengangkat tanganku dan mendorongnya dengan kasarnya.
"Kamu mau apa Jeff..?" suaranya tegas seperti marah.
"Ah nggak kok." jawabku merasa malu dan segera berdiri dan keluar dari dalam kamarnya.

*****

Beberapa hari kemudian aku pergi ke rumahnya Oom Peter mencari Nita, aku lagi birahi padanya. Tapi rupanya Nita belum datang, Oom Peter pun lagi sibuk dengan pekerjaanya. Pintu kamar yang biasa dipakai Oom Errol nampak tertutup, lalu pelan kumasuki kamar yang sebelahnya tanpa setahu Oom Peter dan segera aku mengintip ke lubang dinding. Apa yang kulihat itu membuat jantungku berdegub kencang, sulit untuk dapat dipercaya, tapi aku melihatnya jelas sekali, Tanty dan Oom Errol sedang bersetubuh.
Kapan laki laki keparat ini datang? pikirku.
Dia memang laki-laki tampan dan macho, pantas banyak wanita yang tergila-gila padanya. Darahku jadi mendidih mengingat Oom Errol ini. Setelah Ibuku, sekarang giliran kakakku yang jadi korbannya. Kuintip lagi, nampaknya Tanty sangat menikmati persetubuhan ini, buktinya keduanya saling berciuman lama dan mesrahnya sambil Tanty mengoyang-goyang pinggulnya persis seperti seorang pelacur profesional.

Aku kembali ke ruang tengah dan terduduk lesu di sofa, beribu macam pikiranku berkecamuk. Ingin sekali aku membunuh manusia yang bernama Errol ini. Kutunggu hingga keduanya keluar dari dalam kamar. Tanty hanya mengenakan daster yang bagian atasnya terbuka lebar, bahkan kedua gunung montok di dadanya pun nampak menggumpal dengan jelasnya. Di wajahnya yang cantik mulus itu masih ada tetesan keringatnya, juga di lehernya dan dadanya, bahkan rambutnya yang panjang itu juga masih awut-awutan. Tanty terkejut sekali melihatku duduk di situ. Aku menatap Oom Errol dengan tajam penuh amarah dan bangkit menghampirinya, sejenak kami bertatapan, aku mendengus saking marahnya dan mengepal tinjuku.

"Kau setan jahaman, setelah Ibu kini Tanty juga kau makan, anjing..!" kataku dengan kasarnya.
Tapi dia hanya tersenyum memandangku setengah mengejek.
"Kalau aku bajingan, lantas kau apa Jeff..?" Oom Errol bertanya sambil terus juga menatapku.
"Kau lebih dari pada bajingan Jeff, Ibu kandungmu kamu perkosa, kakak tirimu mau juga kamu perkosa. Kamu ini sama saja dengan Bapakmu Jeff." kata Oom Errol tajam padaku.
Aku melayangkan tinjuku ke wajahnya, tapi dengan sigap dan cepat Oom Errol mengelak dan melangkah mundur, akibatnya aku jatuh tersungkur ke depan dan menabrak dinding. Tanty cepat merangkulku, memelukku dan kulihat air mata di pipinya meruntuhkan amarahku, walaupun bagaimana juga dia adalah kakakku.


H O M E
Click for Adult XXX Photo Galleries!